Jakarta - Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi yang juga
Senator Vokal asal Aceh merespon terkait keluhan masyarakat Aceh mengenai
penggpunaan barcode dan antrian BBM yang menjadi pemandangan di seputaran SPBU
sepanjang jalan lintas Banda Aceh - Sumut, Rabu (27/12/2023).
Fachrul Razi menyamai fenomena antrian ini seperti
zaman Belanda. Bahkan fenomena antrian BBM sekarang menurutnya ini lebih parah
dari pada zaman Belanda saat masih berada di Aceh dahulu kala.
"Zaman Belanda saja tidak pernah Aceh itu antri
minyak (BBM) dengan menggunakan kupon atau sejenisnya, bahkan dizaman Belanda
itu orang Aceh yang merupakan penghasil minyak untuk mendapatkan minyak tinggal
ke pom pengisian tanpa harus antri. Zaman sekarang minyak sudah dibeli dengan
biaya sendiri, kemudian antri pakai barcode," pungkas Senator Fachrul
Razi.
Ketua Komite I DPD RI dua Periode tersebut meminta
Pertamina segera mengevaluasi sistem barcode dan mempermudah suplai BBM ke SPBU
agar masyarakat khususnya di Aceh tidak harus mengantri dan harus menggunakan
barcode.
Pantauan masyarakat hingga malam sejumlah titik SPBU di
jalan lintas Banda Aceh - Sumut masih banyak antrian kendaraan baik roda 2,
roda 4 serta truk muatan besar yang ikut antri. Hal ini mengundang kemacetan
serta resiko dijalan raya.
Dirinya menyesalkan keadaan di Aceh yang merupakan
daerah khusus, dan penghasil minyak mengapa harus mempertontonkan antrian
minyak dan penggunaan barcode, tidak seperti propinsi lain nya. “Propinsi lain,
tidak ada beli bahan bakar kendaraan harus menggunakan barcode, ini jauh parah
jika harus dipersulit untuk membeli bensin, rakyat Aceh kan beli bensin atau
dolar gunakan uang sendiri bukan minta, kenapa harus pakai barcode dan harus
antri lagi?” Kesal Fachrul Razi yang juga mantan aktivis BEM Universitas
Indonesia.(*)
0 Komentar